Senin, 20 Mei 2013
Zaid Bin Tsabit (Part 2)
Zaid
Bin Tsabit (Part 2)
Sebenarnya cukup banyak sahabat yang
diserahi Nabi SAW untuk menghafal dan menuliskan wahyu yang turun secara
bertahap, terkadang juga berkaitan dengan suatu peristiwa atau sebagai jawaban
dan solusi atas suatu masalah. Tetapi beberapa orang saja yang dianggap sebagai
"pemimpin-pemimpin" dalam bidang ini, mereka itu adalah Ali bin Abi
Thalib, Abdullah bin Mas'ud, Abdullah bin Abbas, Ubay bin Ka'ab dan Zaid bin
Tsabit sendiri. Tiga yang pertama adalah dari sahabat Muhajirin dan dua yang
terakhir dari sahabat Anshar.
Ketika pecah pertempuran Yamamah pada
masa Khalifah Abu Bakar, banyak sekali sahabat yang ahli baca (Qary) dan ahli
hafal (Huffadz) yang gugur menemui syahidnya. Hal yang cukup mengkhawatirkan
ini ‘ditangkap’ oleh Umar bin Khaththab. Segera saja menghadap Abu Bakar
dan mengusulkan agar segera menghimpun Al Qur'an dari catatan-catatan dan
hafalan-hafalan para sahabat yang masih hidup. Tetapi Abu Bakar berkata tegas,
"Mengapa aku harus melakukan sesuatu yang tidak pernah diperbuat
Rasulullah SAW (yakni, bid'ah) ?"
"Demi Allah, ini adalah perbuatan
yang baik!!" Kata Umar, agak sedikit memaksa.
Abu Bakar masih dalam keraguan. Ia
shalat istikharah, dan kemudian Allah membukakan hatinya untuk menerima usulan
Umar. Abu Bakar dan Umar bermusyawarah, dan mereka memutuskan untuk menyerahkan
tugas tersebut kepada Zaid bin Tsabit. Ketika Zaid menghadap Abu Bakar dan
diberikan tugas tersebut, reaksinya sama seperti Abu Bakar, ia berkata
"Mengapa aku harus melakukan sesuatu yang tidak pernah diperbuat
Rasulullah SAW (yakni, bid'ah) ?"
Abu Bakar dan Umar menjelaskan tentang
keadaan yang terjadi dan bahaya yang mungkin bisa terjadi, dan akhirnya
Abu Bakar berkata, "Engkau adalah seorang pemuda yang cerdas, dan
kami tidak pernah meragukan dirimu. Engkau juga selalu diperintahkan Nabi SAW
untuk menuliskan wahyu, maka kumpulkanlah ayat-ayat Qur'an tersebut…."