Senin, 20 Mei 2013
Zaid bin Tsabit (part 1)
Zaid
bin Tsabit (part 1)
Zaid
bin Tsabit RA adalah seorang sahabat Anshar, ia memeluk Islam bersama
keluarganya pada masa awal Nabi SAW hijrah ke Madinah, saat itu ia berusia 11
tahun. Ia beruntung karena sebagai anak-anak, ia secara khusus didoakan oleh
Nabi SAW.
Pada
waktu terjadinya perang Badar tahun 2 hijriah, saat itu ia berusia 13 tahun, ia
dibawa serta oleh ayahnya, tetapi Nabi SAW melarangnya ikut serta karena masih
terlalu kecil dan tubuhnya juga kecil. Begitu juga ketika perang Uhud, Nabi SAW
masih melarang sekelompok anak muda berkuda termasuk Zaid di dalamnya.
Tetapi dua anak muda yang tubuhnya cukup kekar dan mempunyai keahlian tertentu
Nabi SAW mengijinkannya, yakni Rafi bin Khudaij dan Samurah bin Jundub.
Keduanya berusia limabelas tahun. Zaid bin Tsabit sendiri baru terjun dalam
pertempuran dalam perang Khandaq pada tahun ke 5 hijriah. Setelah itu, ia
hampir selalu menyertai berbagai pertempuran yang dilakukan Nabi SAW.
Sebagai
anak muda, ia mendapat perhatian secara khusus oleh Rasulullah SAW. Ia seorang
yang cerdas dan mempunyai kemampuan tulis menulis, sehingga diberi tugas
menulis wahyu. Beliau juga memerintahkannya mempelajari beberapa bahasa asing,
yang bisa dikuasainya dalam waktu singkat. Ketika Nabi SAW mulai melakukan
dakwah kepada raja-raja dan kaisar di luar negeri Arab, Zaid bin Tsabit menjadi
salah satu penulis surat-surat dakwah tersebut karena kemampuan bahasanya.