Minggu, 14 Desember 2014

KAIROH: “Meneladani Sifat-Sifat Sahabat Nabi Muhammad S.A.W”

Materi oleh      : Ust. Cecep Suherman
MC                  : Wildan Abdul Azis
Tilawah           : Rena Suherli

Tema KAIROH: “Meneladani Sifat-Sifat Sahabat Nabi Muhammad S.A.W”

            Tersebutlah salah seorang pembantu sekaligus Sahabat Nabi, yakni Tsa’labah bin Hathib. Dia adalah seorang sahabat yang baik, tapi Suatu ketika Tsa’labah merasa bersalah. Kenapa dia merasa demikian?

Suatu ketika dia diamanahi oleh Nabi untuk membeli sesuatu .
ketika sedang berjalan, Tsa’labah melihat suatu rumah yang pintunya terbuka.
saat mencoba melihat, muncul lah sesosok gadis dari sana.
gadis tersebut rupanya baru selesai mandi, sehingga terlihatlah betis dan lututnya.

            Tsa’labah yang melihat hal tersebut tanpa sengaja, langsung pergi menuju gunung. Di sana, dia berdoa dan meminta maaf kepada Allah, karena dia telah berbuat dosa.karenanya, dia tidak berani bertemu dengan Rasulullah S.A.W. 

Rasulullah pun menjadi bingung karena Tsa’labah tak kunjung pulang.
Nabi menyuruh Umar bin Khatab untuk mencari Tsa’labah.
Beliau pun juga berusaha mencari Tsa’labah dan berdoa kepada Allah selama 40 hari.

Pada hari ke 40, Malaikat Jibril datang membawa kabar kepada Nabi tentang keberadaan Tsa’labah. Nabi Menyuruh Umar dan Salman al Farizi untuk menjemput Tsa’labah.

Setelah bertemu dengan Tsa’labah, Umar bertanya “Kenapa kau melakukan hal ini”
Tsa’labah menjawab “Ya Umar, Dosa ku ini sangat besar”.
Umar membalas “tahukah engkau, baginda Nabi mencari engkau selama 40 hari”
Tsa’labah menolak ajakan Umar untuk kembali ke Mekkah.
setelah bernegosiasi akhirnya Tsa’labah mau dibawa kembali ke Mekkah, dengan syarat:
“Aku ingin shalat dengan nabi sebagai imamnya dan aku di belakang sebagai makmumnya.”

Sesampainya di Mekkah, di Masjidil Haram
Pada saat itu, Nabi Muhammad S.A.W menjadi imam shalat.
dan ketika saat Nabi mengucapkan “Amin”, tiba-tiba Tsa’labah pingsan.


Tsa’labah kaget ketika ia sudah siuman. Dirinya ternyata ada di atas pangkuan Nabi.
Kemudian Nabi bertanya kepada Tsa’labah.
Tsa’labah mengatakan bahwa dia telah berbuat dosa dan merasa tidak pantas berada di sisi Rasulullah S.A.W.

Kemudian Nabi mengatakan bahwasannya bila apabila kamu berbuat dosa atau maksiat, maka bacalah surat Al-Baqarah  ayat 201.

وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Artinya : Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.
Tsa’labah pun telah melakukannya, namun ia merasa dosanya masih belum bisa ditebus.
Karenanya ia pergi ke gunung dan memohon ampunan dari-Nya.

Seketika itu pula Nabi menyadari bahwa umur Tsa’labah tinggal sebentar lagi.
Kemudian Nabi mengajak Tsa’labah untuk mengucapkan:
اَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ (La Ilaha Illallah). Lalu Tsa’labah pun mengikutinya,Tsa’labah meninggal.
Setelah itu Tsa’labah dirawat, dimandikan disholatkan. Jenazahnya pun dibawa untuk dikebumikan. Dalam perjalannnya membawanya, Nabi berjalan dengan kaki berjingkat.
salah seorang sahabat nabi yang heran pun kemudian bertanya kepada Nabi.
Nabi mengatakan bahwasannya dia tidak ingin kaki nya menginjak sayap jibril yang tengah mengiringi jenazah Tsa’labah.
Begitu mulianya Tsa’labah sampai-sampai para malaikat pun mengiringnya sampai ke liang lahat.

dari cerita sahabat nabi di atas dapat dipetik hikmah,
·         bahwasannya dalam bertindak kita harus tahu bahwa ada yang mengawasi, yakni Allah, seperti yang tercantum pada surat Al-Mujadalah ayat 7
أَ لَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ ما فِي السَّماواتِ وَ ما فِي الْأَرْضِ ما يَكُونُ مِنْ نَجْوى‏ ثَلاثَةٍ إِلاَّ هُوَ رابِعُهُمْ وَ لا خَمْسَةٍ إِلاَّ هُوَ سادِسُهُمْ وَ لا أَدْنى‏ مِنْ ذلِكَ وَ لا أَكْثَرَ إِلاَّ هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ ما كانُوا ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِما عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيامَةِ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْ‏ءٍ عَليمٌ
Artinya: Tidakkah engkau perhatikan, bahwa Allah itu mengetahui apa·apa yang ada di sekalian langit dan apa yang di bumi? Tiada pembicaraan rahasia di antara tiga orang. melainkan Dia-lah yang keampat, dan tidaklah berlima melainkan Dialah yang Kenam. Dan tidak pula kurang dari demikian dan tidak lebih banyak melain- kan Dia adaserta mereka di mana saja mereka ada. Kemudian itu akan Dia beritakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan itu di hari qiyamat kelak. Sesungguhnya Allah atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Tahu .
·         Selain itu, ada yang mengawasi kita, yakni Malaikat. sesuai pada surat Al-Kafhi ayat 49:
وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَاوَيْلَتَنَامَالِهَٰذَاالْكِتَابِلَايُغَادِرُصَغِيرَةًوَلَاكَبِيرَةًإِلَّاأَحْصَاهَاۚوَوَجَدُوامَاعَمِلُواحَاضِرًاۗوَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
Artinya : Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun".


·         Dan satu lagi yang mengawasi kita adalah diri kita sendiri,
sesuai pada surat Yasin ayat 65:

الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Artinya: Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.


Selain hikmah di atas, dalam memperlakukan pembantu pun harus semanusiawi mungkin.
karena bila tidak maka akan digolongkan ke dalam orang-orang yang menjadi musuh Allah di Hari Kiamat , yakni
·         Orang yang memperkerjakan seseorang namun tidak memberikan upah, malahan menganiyayanya.
·         Orang yang menjual manusia (Human Trafficking)
·         Orang yang bersumpah atas nama Allah, tapi mengingkarinya.
Hal diatas sesuai dengan Hadist:
Allah berfirman“Ada tiga golongan di hari kiamat nanti yang akan menjadi musuh-Ku. Barangsiapa yang menjadi musuh-Ku, maka Aku akan memusuhinya. Pertama, seorang yang berjanji setia kepada-Ku, namun mengkhianatinya. Kedua, seorang yang menjual orang lalu memakan hasil penjualannya. Ketiga, seorang yang mempekerjakan seorang buruh, namun setelah pekerja tersebut menyelesaikan pekerjaannya, orang tersebut tidak memberinya upah.” (HR. Ibnu Majah).












Materi ini diresume dari KAIROH DKM Al-Kautsar yang dilaksanakan pada hari Jum’at 12 Desember 2014.
Senin, 13 Januari 2014

Doa memohon kebaikan apa yang diminta Rasulullah

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hatim telah menceritakan kepada kami ‘Ammar bin Muhammad anak saudari Sufyan Ats Tsauri, telah menceritakan kepada kami Al Laits bin Abu Sulaim dari Abdullah bin Sabith dari Abu Umamah ia berkata; 
Rasulullah shallallahu wa’alaihi wa sallam berdoa dengan banyak doa, kami tidak hafal sesuatu pun darinya. Kami katakan; wahai Rasulullah, anda berdoa dengan doa yang banyak, kami tidak hafal sedikit pun darinya. 
Kemudian beliau bersabda: “Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang menggabungkan hal itu semua? Engkau ucapkan;
 اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا اسْتَعَاذَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنْتَ الْمُسْتَعَانُ وَعَلَيْكَ الْبَلَاغُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ 
“ALLAAHUMMA INNAA NAS-ALUKA MIN KHAIRI MAA SA-ALAKA MINHU NABIYYUKA MUHAMMADIN WA NA’UUDZU BIKA MIN SYARRI MAS TA’AADZA MINHU NABIYYUKA MUHAMMADUN SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM WA ANTAL MUSTA’AANU WA ‘ALAIKAL BALAAGH, WA LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAH”
(Ya Allah, kami memohon diantara kebaikan apa yang diminta Nabi-Mu Muhammad, dan kami berlindung dari keburukan yang Nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam meminta perlindungan kepadanya, Engkau Tempat meminta pertolongan, dan Engkaulah tempat mengadu, dan tidak ada daya serta kekuatan kecuali karena pertolonganMu).
Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib. (HR. Ath-Tirmidzi – No. 3443)
Semoga kita bisa menghafalnya, amiin…

Followers

@alkautsar_unpak